GURU MENULIS DAN BERPRESTASI BERSAMA SIGIT SURYONO
GURU MENULIS DAN
BERPRESTASI BERSAMA SIGIT SURYONO
Oleh : Ari Rumbini
Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd lahir di Sleman, 20 Nopember 1976
dari pasangan Bapak Giyono SW dan Ibu Waginem. Masa kecil tinggal di Ngawen,
Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Pendidikan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas
FMIPA jurusan Pendidikan Fisika. Melanjutkan S2 di Program Pascasarjana UNY
jurusan Teknologi Pembelajaran
Aktifitas keseharian sebagai pengajar di SMP Negeri 1
Wonosari Kabupaten Gunungkidul, mengampu mata pelajaran IPA. Selain sebagai
Pendidik beliau seorang trainer yang aktif di organisasi profesi dan menjuarai
berbagai event hingga menerima penghargaan Anugrah Gubernur DIY dan SatyaLencara
Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi sebagai juara 1
guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015. Beliau juga membuat buku yang
berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat nasional
pada tahun 2017 dengan judul "aku ingin menghitung rembulan" Belai juga sering membuat artikel, berita
juga tutorial yang di upload di web ciget.info dan inobel.id
Beliau beralamat di Jeruksari Rt 01/ RW 20, Wonosari,
Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia 55812
Email : ciget_suryo@yahoo.com
Beliau akan berbagai pengalaman
berkaitan dengan keberhasilannya menjadi juara 1 guru berprestasi smp tingkat
nasional tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018 dan prestasi
yang lain agar bisa memotivasi teman-teman untuk berprestasi
Bagaimana saya bisa meraih juara
1 Guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015 ? Untuk mencapai kejuaran tersebut saya
sebenarnya mulai menyiapkan diri sejak awal saya bekerja di SMP Negeri 1
Wonosari. Tepatnya pada saat itu saya masih CPNS diminta untuk mengikuti
kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi
DIY tahun 2006. Saya melihat ada peluang yang saya rekam dari
senior-senior saya saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu banyak dari
peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak yang menguasai
TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan
penelitian bahkan malas menulis laporan.
Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua
ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study yang ada di propinsi
DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan
tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi saya untuk
mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan saya pada tahun
2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun
harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3
tahun itulah senjata yang handal bagi saya.
Jadi untuk keberhasilan awal yang saya rasakan adalah:
1. Pendidikan amat penting bagi kita saat akan terjun ke
dunia kerja ( saya sudah diberi senjata yang tajam oleh orang tua),
2. Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi saya pada
saat itu karena pingin punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh
teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu.
Dari simposium tersebut saya
mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari
sekolah-sekolah di wilayah kabapaten
gunungkidul, lintas mgmp, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat
kabupaten maupun tingkat propinsi.
Kemudian ajang lomba mulai saya
jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun
pantang menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang
info lomba. jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat...
kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik
yang saya buatpun masih kalah.... dalam lomba padalah pada saat itu karya yang
saya buat lebih baik dari karya peserta lomba lain? "Inilah masalah baru
bagi pemain lomba"
Oleh karena itu saya riset kenapa
selalu kalah... saya renungkan akhirnya mulai tahun 2009 saya sudah mulai
mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi,
namun di tingkat nasional saya selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi
finasil lomba tingkat nasional apa sih yang
menyebabkannya"??????????"
Saat kita benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat
nasional maka kita harus melakukan: 1. Mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena
hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak) 2.
Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang
kita buat tidak
maksimal
karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang
dibuat itu jauh hari
bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita,
semangat kita.
3) Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat
kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti
lomba tersebut,
apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita
mengikuti suatu lomba) 4)
Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba 5) saat presentasi lomba fokus pada materi yang akan kita sampaikan,
jangan sampai keluar dan
menyimpang
dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.
Kegagalan-kegagalan di awal saya
ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan saya dulu sering
melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian
yang saya buat misalnya( siapa saya, prestasi apa yang saya miliki,
membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur
dari presentasi yang seharusnya saya harus fokus pada media yang saya
presentasikan) itu penting sekali karena saya pernah gagal di ajang inobel
tahun 2009 saat itu saya kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa saya,
dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu
menilai saya bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk ...... pengalaman pahit...
Teman-teman yang luar biasa di
group ini ada yang juara inobel, ada yang juara lkg, ada yang juara bidang lain
tentu juga merasakan apa yang pernah saya rasakan... lomba itu pasti hasilnya
gagal atau juara. kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. kalau menang
jangan jumawa karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa
kontrol diri "AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain
bisa kalah dengan orang lain. Maka saran saya pada teman-teman di group ini dan
tentu buat saya sendiri mari kita terus belajar-belajar-dan belajar, belajar
dimana saja, kapan saja dengan siapa saja" (seperti slogan Rumah Belajar)
ya.
Hal yang saya tuliskan diatas
adalah pengalaman saya saat mengikuti lomba-lomba yang selalu gagal ....
kemudian bagaimana saya bisa jadi juara guru berprestasi tingkat nasional tahun
2015, apa yang saya lakukan dan apa yang
saya persiapkan....
Untuk tahun 2015 syarat
portofolio kita adalah 8 tahun. itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka
penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun
ke tahun ( alhamdulillah karena pengalaman tahun 2006 tersebut saya masih
memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan,
catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video
dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir
semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut)
saya lanjutkan untuk tipsnya
Persiapkan naskah inovatif dan
sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya.
Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu
memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.[
karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti
penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll] jangan lupa buat presentasinya
menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.
Buat makalah evaluasi diri
mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan
sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak
ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]
Persiapkan video pembelajaran
untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai
dengan rpp yang kita buat. [ syarat yang maju ke tingkat nasional]
Setelah itu semua siap maka hal
yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan seleksi guru berprestasi dari
tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:
Kegiatan penilaian di
masing-masing jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:
Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul:
1. Test
tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
2. Test
Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial dan
Kompetensi Kepribadian.
3. Presentasi
dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY
1. Test
tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan Kompetensi
Profesional
2. Test
wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan
Kompetensi Profesional
3. Psikotest
4. Presentasi
dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional
1. Test
tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian
dan Kompetensi
Profesional
2. Test
wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Kepribadian dan
Kompetensi Profesional
3. Psikotest
4. Presentasi
dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
oh iya teman-teman jika ingin
melihat komponen portofolio yang saya gunakan untuk lomba gupres tahun 2015
dapat dilihat di web saya : Contoh Portofolio Gupres
http://ciget.info/wp-content/uploads/2016/04/3.pdf
Komentar
Posting Komentar