MENINGKATKAN KUALITAS DIRI DAN BERINOVASI UNTUK MENJADI GURU BERPRESTASI
MENINGKATKAN
KUALITAS DIRI DAN BERINOVASI UNTUK MENJADI GURU BERPRESTASI
(Motivasi Dari Tri
Agus Cahyono, M.Pd Guru Berprestasi Tingkat Nasional)
Di resume oleh :
Ari Rumbini, S.Pd
Tri Agus Cahyono
lahir di Pacitan, 22 Agustus 1982. Keseharian bekerja sebagai guru di SD Negeri
Belik Tepus Kecamatan Tepus, Gunungkidul.Setiap hari Beliau melaju dari Pacitan
ke Gunung Kidul sejauh 70 km pulang
pergi 140 km. Alamat rumah RT. 01 RW. 03 Menadi Kec./Kab. Pacitan JawaTimur. HP:081392542771.
e-mail: 3agusgurdacil@gmail.com
Beliau menamatkan
pendidikan terakhir Program Studi Pacsasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) jurusan Magister Pendidikan Dasar-IPA tahun 2015 melalui beasiswa P2TK
Dikdas dengan predikat Cum Laude. Aktif sebagai ketua KKG Gugus V Purwodadi,
Tepus Gunungkidul, DIY. Penghargaan yang sudah diraih anatra lain :
- 1.
Guru
Berdedikasi Daerah Khusus TK. Nasional Tahun 2016;
- 2.
Juara I
Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran TK. Nasional Tahun 2016 kategori MIPA;
- 3.
Penghargaan
Short Course ke Jepang Tahun 2017;
- 4.
Finalis
Olimpiade Guru Nasional (OGN) TK. Nasional Guru Kelas SD Tahun 2018.
- 5.
Finalis
Guru Berdedikasi TK Nasional SD 2019
Berikut pemaparan beliau tentang “Karya Inovasi &
Kualitas Diri”
Pada hakikatnya
sebuah karya inovasi adalah puncak dari proses belajar seseorang. Sesuai
taksonomi Bloom yg telah direvisi oleh Krathwool, Ada 6 tahapan berfikir
kognitif
- Mengingat (C1)
- Memahami (C2)
- Menerapkan (C3)
- Menganalis (C4)
- Mengevaluasi (C5)
- Menciptakan (C6)
Dalam taksonomi tersebut Karya inovasi adalah sebuah
tahapan puncak dari proses berfikir. Jadi ketika kita menginginkan sebuah karya
inovasi yang baik, maka kita tidak boleh melewati tahapan - tahapan tersebut.
Jangan sampai kita berinovasi tapi:
- Tidak tahu ilmunya
- Tidak paham maksudnya
- Tidak pernah menggunakan
- Tidak bisa menganalisis bagian2nya
- Tidak bisa menilai kelebihan dan kekurangannya
Jadi intinya jika anda ingin menciptakan karya inovasi maka
anda harus belajar menguasai materi keilmuan dari karya tersebut. Ketika final
lomba Karya Inobel yg dinilai bukan sekedar bagaimana karya tersebut atau karya
tulisnya tetapi yg paling penting dan lebih utama adalah bagaimana
penciptanya/inovatornya yg akan ditelisik oleh dewan juri melalui presentasi
dan tanya-jawab. Nah bagaimana cara kita belajar untuk meningkatkan kualitas diri
dan sekaligus menciptakan sebuah karya inovasi adalah dengan bekerja. Belajar
kita lakukan pada saat mengajar. Cara belajar paling baik adalah dengan
mengajar. Ketika kita berC1 sampai dengan C5 ada sebuah ketidak puasan. Setelah
kita belajar, mengingat, memahaminya, menerapkannya, menganalisisnya, kita
pasti mengevaluasinya (kekurangan dan kelebihan), disitulah rasa ketidakpuasan
akan muncul dan daya cipta kita sebagai manusia ( kreativitas) akan timbul. Nah
sekarang bagaimana kita memilih bidang yg akan kita buat inovasinya. Kuncinya
"APIK" (dikutip dari Pak Arif Edi)
- Asli (jangan menjiplak)
- Perlu (benar2 dibutuhkan)
- Inovativ
- Konsisten
Ok, sekarang saya berikan contoh karya inovasi kami yg mendapatkan
penghargaan inobel 2016. Namanya media "Planetarium Bekam"
Media ini adalah hasil dari ketidak puasan terhadap media
konvensional yg selama ini kami gunakan yaitu globe.
Bertahun2 menggunakan globe hasilnya selalu biasa-biasa saja.
Anak tidak tertarik/kurang termotivasi dan prestasi belajar kurang
memuaskan
Prestasi kurang disebabkan kurangnya motivasi
Motivasi rendah lebih disebabkan materi bukan pada zona motivasi
(jangkauan anak)
Zona motivasi anak itu adalah sesuatu yg menantang namun bisa
dikerjakan
Jadi jika materi terlalu sulit dan terlalu mudah maka dipastikan
anak kurang termotivasi
Ketika menggunakan globe dalam pembelajaran IPA untuk menerangkan
materi pergerakan Bumi & Bulan, anak dipaksa berfikir sangat abstrak
Jadi penasaran dengan media ini
Fungsi media ini adalah mempermudah observasi
Ketika anak memperbandingkan globe yg diperagakan dengan lampu
senter dan mengakomodasikan dengan kejadian sebenarnya antara Bumi, matahari,
dan bulan sangat sulit.
Disinilah ketidakpuasan terhadap globe muncul
Kita analisis kelebihan dan kekurangan globe dalam menjelaskan
materi tersebut
Kelebihan:
1. Model yg paling sesuai
2. Ada di sekolah
3. Mudah digunakan
4. ...dll
Kekurangan:
1. Tidak bisa menampilkan bagaimana kenampakan langit dari bumi
saat diperagakan.
Meskipun anak kelas 6 sudah mampu berfikir abstrak namun kemampuan
tersebut masih terbatas
2. Khusus pada gerak semu atau bukan gerak sebenarnya anak sangat
kesulitan untuk menerima konsep tersebut. Semisal Gerak semu harian matahari, kita
menyampaikan ke anak bahwa gerak semu harian matahari. Matahari tidak bergerak
tetapi yang bergerak adalah bumi.
3. Kelemahan globe tadi adalah tidak bisa menampilkan bagaimana
gerak semu matahari sehingga menjadi sulit bagi anak. Maka anak akan lemah
motivasinya untuk terus belajar. Itu kendala yg harus diselesaikan
Nah dimana saya dapat ide? Untuk menyelesaikan masalah
tersebut
Bisa langsung dijelaskan untuk mengatasi kendalanya
Aktifitas saya dengan kamera sangat tinggi, hampir setiap
kegiatan saya rekam foto dan video ketika kita merekam video dengan kamera
action cam misalnya, kita menggunakannya dalam kondisi bergerak. sedangkan
obyek yang kita shot tidak bergerak. maka ketika kita memutar videonya.
hasilnya benda yang kita shot kelihatan bergerak padahal aslinya tidak bergerak
dan kamera merupakan alat optik yang menyerupai kinerja mata sehingga saya
mempunyai ide memasang kamera pada globe sebagai pengganti mata kita. Kamera yg
saya pasang harus bisa live menampilkan kenampakan langit Kamera saya hubungkan ke laptop dan saya
hubungkan ke proyektor (LCD) saya sorotkan ke langit2 kelas. Maka
jadilah planetarium bekam.
Ternyata idenya pak Agus muncul saat naik wahana cangkir
komedi putar . Luar biasa ide memang bisa muncul kapan saja. Seorang
professional memang akan terus mencari ide dan berfikir setiap saat dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kunci Inovasi :
1. Menemukan
yang baru
2. Menyempurnakan
yang lama
Pesan Penutup
Dalam berinovasi jangan memikirkan masalah yg bersumber dari luar
seperti lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, dll tetapi FOKUS pada
KOMPETENSI DIRI itulah yg akan memudahkan kita menemukan hal – hal /ide penting
yg membantu keberhasilan pembelajaran. Sehingga tidak hanya inobel yg kita
dapat,.. OGN akan dapat, Gupres juga akan kita dapat. Jadi tingkatkan kualitas
diri untuk karya yg berkualitas. Terima kasih dan semoga bermanfaat dan mohon
maaf jika ada kekilafan.
Komentar
Posting Komentar